Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2021

Berikut Ada Beberapa Cara Untuk Mencegah Penyakit Jantung di Tengah Masa Pandemi

Jakarta - Penyakit jantung atau kardiovaskular masih menjadi penyebab kematian tertinggi di dunia, termasuk di Indonesia. Kondisinya bisa lebih buruk selama masa pandemi Covid-19, jika masyarakat tidak sadar mencegahnya. Secara global, kematian setiap tahunnya akibat penyakit jantung bisa mencapai 18,7 juta. Sementara, di Indonesia berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan, setidaknya 15 dari 1000 orang individu di Indonesia menderita penyakit jantung atau kardiovaskular. Ketua Umum Yayasan Jantung Indonesia (YJI), Esti Nurjadi mengatakan, berdasarkan data yang ada tersebut, maka prevalensi kematian akibat penyakit jantung ini sangat mengkhawatirkan. Terlebih lagi, dalam dua tahun terakhir seluruh dunia termasuk Indonesia dilanda pandemi Covid-19 yang mengakibatkan hampir seluruh pelayanan kesehatan penyakit yang ada sebelum Covid-19 justru terhambat. Salah satunya penanganan untuk pasien penyakit jantung Esti berkata, banyak hal yang bisa di

Mengapa Saat Bangun Tidur Kita Merasa Haus? Berikut penjelasannya

Jakarta - Tidak jarang kita merasa haus setelah bangun tidur atau bahkan terbangun karena haus saat sedang tidur. Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Ini adalah salah astu misteri tubuh manusia yang sering ditanyakan. Dilansir dari Houston Methodist, Senin (20/9/2021), rasa haus merupakan akibat dari mulut kering atau yang bisa disebut dengan xerostomia, ketika kelenjar ludah tidak menghasilkan cukup air liur. Rata-rata orang dewasa yang sehat akan menghasilkan setidaknya setengah liter air liur setiap hari. Air liur itu berguna untuk membersihkan mulut dari kuman, mencegah kerusakan gigi, mengatur pH dalam mulut, membantu pencernaan, serta menjadi pelumas mulut untuk membantu berbicara. Adapun beberapa penyebab umum mulut kering yang memicu rasa haus setelah bangun tidur adalah sebagai berikut: 1. Dehidrasi Selain elektrolit, enzim dan molekul antimikroba, sumber utama air liur agar tubuh tidak merasa haus adalah air. Tidak minum cukup air akan menghambat tubuh dalam memprod

Mengapa Alkohol Digunakan Untuk Mengawetkan Sampel di Laboratorium? Simak Selengkapnya

Jakarta - Jika Anda pernah mengunjungi laboratorium atau museum, akan terlihat sejumlah body organ tubuh manusia yang diawetkan dalam wadah toples berisi cairan. Ternyata cairan tersebut adalah alkohol dengan konsentrasi tinggi sehingga mengawetkan body organ tersebut. Para ilmuwan telah mengandalkannya tehnik ini sejak tahun 1600-an untuk melestarikan spesimen atau body organ yang sedang diteliti. Jika dilakukan dengan benar, tehnik ini dapat mempertahankan sampel selama ratusan tahun, menurut Museum Sejarah Alam Amerika. "Alkohol adalah racun bagi jenis mikroorganisme yang akan menyebabkan pembusukan,"kata Expense Carroll, asisten profesor kimia di Indiana College Bloomington, mengatakan kepada Live Scientific research. Dia menggunakan anggur sebagai contoh, yang dibuat karena ragi memakan gula dari anggur dan kemudian menghasilkan alkohol. Kandungan alkohol sekitar 14% dapat membantu menunda pertumbuhan bakteri selama bertahun-tahun. Namun untuk mengawet

NASA Mendeteksi Benda Angkasa Berwarna Biru, Mirip Pedang Biru di Film Star Wars

Jakarta - Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional (NASA) telah mendeteksi penemuan baru yang unik di luar angkasa yang menyerupai pedang biru seperti dalam film Star Wars. Seperti dilansir dari Daily Star, Fenomena langka ini disebut sebagai HH1 atau 'Herbig-Haro Item' yang membentuk pedang dari film fiksi ilmiah yang disutradarai oleh George Lucas. Menurut penjelasan para astronom NASA, garis biru yang tampak seperti pedang itu merupakan lintasan dua pancaran gas yang sangat panas dan memantul keluar dari sebuah bintang yang baru terbentuk sekitar 1.300 tahun cahaya dari Bumi. Meskipun kita tidak dapat melihat HH1 dengan mata telanjang seperti meteor yang jatuh atau Bulan, teleskop berteknologi Hubble dapat merekam peristiwa ini menggunakan pencitraan inframerah. Sementara itu, para ilmuwan di Badan Antariksa Eropa menjelaskan dalam sebuah pernyataan bahwa peristiwa seperti HH1 sangat jarang terjadi. "Bintang yang baru terbentuk biasanya sangat aktif d